Kriteria Cawapres Untuk Pendamping Jokowi di Pilpres 2019 | Judi Online Indonesia
[ 01-04-2018 ]

Kriteria Cawapres Untuk Pendamping Jokowi di Pilpres 2019 | Judi Online Indonesia


Judi Online Indonesia - Pengamat politik yakni Leo Agustino, menilai bahwa ada beberapa kriteria untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namun, dari beberapa kriteria itu ia meragukan cawapres Jokowi yang berasal dari kalangan militer.

"kriteria pertama yaitu bukan orang baru dan pastinya orang yang sudah cukup dikenal oleh Pak Jokowi. Tujuannya agar bisa menjalin kerja sama yang baik di antara mereka sehingga kerja pemerintahan bisa solid." Kata Leo.

Ia menjelaskan kalau kriteria kedua cawapres Jokowi adalah kemungkinan besar adalah laki-laki. Hal ini setidaknya sejalan dengan munculnya beberapa nama kandidat cawapres Jokowi yang beredar belakangan ini.

Nama-nama itu adalah Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Komandan Bersama Satuan Tugas Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dan Ketum PPP Romahurmuziy alias Romy, di kutip dari Judi Online Indonesia.

"Untuk kriteria ketiga sepertinya bukan dari kalangan militer, meskipun ada beberapa nama yang disebutkan. Dari kalangan sipil atau militer yang sering disebut misal Cak Imin (PKB), Romy (PPP), Surya Paloh (Nasdem), Susi (PDIP), dan lainnya. Sementara Moeldoko, Gatot, AHY adalah beberapa nama dari kalangan militer," katanya.

Selain itu kriteria cawapres selanjutnya harus beragama Islam. Meskipun begitu sosok tersebut harus diterima oleh partai koalisi.

"Jadi kalau dari hasil analisi saya harus seorang tokoh yang bisa diterima oleh semua partai, dengan kata lain tokoh ini tidak punya ambisi pada Pemilu 2024 dan juga mesti bisa diterima oleh NU maupun Muhammadiyah," Tambahnya

Idealnya pemilihan cawapres Jokowi adalah orang yang dapat melengkapi kekurangan capres dan bukan hanya berdasar pada kalkulasi politik semata. "Kalkulasi politik memang penting, tetapi yang teramat penting adalah bagaimana pasangan ini dapat membawa bangsa ini ke arah luhur cita-cita negara Republik Indonesia yang diidamkan," Katanya kepada Judi Online Indonesia.