|
|||||||||||
[ 27-02-2018 ]
Pola Asuh Merupkan Kunci Mencegah Anak Menjadi Pelaku Kekerasan | Sabung Ayam Online | Bandar Judi Sabung AyamSabung Ayam Online - Kekerasan serta tindak pidana yang dilakukan anak-anak di bawah umur semakin marak terjadi di Jakarta. Beberapa contoh kasus yang menggambarkan bagaimana sikap brutal dengan pelaku anak yang semakin menjadi-jadi, mulai dari bullying, pemerkosaan, bahkan termasuk juga pembunuhan berencana. Contoh kasus pembunuhan berencana misalnya seperti yang dilakukan sekelompok remaja yang masih duduk di bangku SMP (Sekolah Menengan Pertama) di Ciracas, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Bermula dari ketegangan yang ada di media sosial serta faktor dendam, para remaja tersebut tega menghabisi 2 nyawa remaja lain-nya. Rita Pranawati, Wakil Ketua KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Komisioner Bidang Pengasuhan mejelaskan bahwa kekerasan yang dilakukan anak di bawah umur telah menjadi sebuah gambaran bagaimana pentingnya pola asuh yang benar di dalam lingkungan khusunya keluarga. "Bicara mengenai faktor sangat banyak yang dapat mempengaruhi anak berperan sebagai pelaku kekerasan, namun balik lagi ini tidak lepas dari pola asuh serta lingkungan si anak," kata Rita saat dihubungi Bandar Judi Sabung Ayam, pada Senin 26 Februari 2018. Dia menjelaskan, sering kali orangtua telah salah dalam menerapkan pola asuh kepada anak. Orangtua mungkin dinilai terlalu pasif dalam memperhatikan pertumbuhan anak, sehingga tidak membangun kedekatan dengan anak secara emosional. Orangtua mungkin hanya menuntut anak untuk rajin belajar serta patuh pada aturan namun tanpa adanya keterlibatan, seperti memberikan contoh ataupun membantu anak dalam belajar. "Yang terjadi anak dapat saja rajin, namun karena tidak dapat ikatan emosinya, di luar dari orangtuanya bisa saja si anak akan bersikap sebaliknya. Kenapa ini dapat terjadi, ya karena tidak terbangun kedekatan secara emosi, entah kerena alasan orangtua yang sibuk kerja serta lainnya," kata Rita kepada Sabung Ayam Online. Rita menjelaskan bahwa peran mengasuhan anak dari orangtua sangat dibutuhkan. Lemahnya kontrol dapat menjerumuskan anak pada hal-hal yang bersifat negatif yang didapat dari beragam media. Kasus lain yang dikemukakan oleh Rita yaitu mengenai aksi bullying terhadap siswi SMP di daerah Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada akhir tahun 2017 lalu. Kejadian tersebut dinilai menjadi fenomena yang menyedihkan. "Mereka ini sebenarnya sadar melakukan prilaku tersebut karena direkam kan, artinya ada satu kebanggan saat mereka melakukan hal tersebut dalam arti negatif. Ini pasti ada unsur pengaruh entah dari mana yang akhirnya membuat mereka berpikir semakin ekstrem akan semakin banyak yang menonton," ucap Rita kepada Bandar Judi Sabung Ayam. Terkait dengan kasus pembunuhan yang dilakukan keponakan terhadap pamannya di Cipayung, Jakarta Timur, Rita mengatakan dia belum medalami kasus itu. Namun bila melihat dari pemberitaan yang ada, unsur balas dendam akhirnya mendorong remaja itu berbuat keji terhadap pamannya. "Mungkin saja pelaku ini merupakan sakit hati, di luar dari tujuannya untuk mengambil harta kita tidak dapat pungkiri ada motif lainnya. Lalu cara dia membunuh pamannya kok bisa kejam seperti itu, hal ini bisa saja terjadi karena menonton film atau memang karena faktor lingkungannya," kata Rita kepada Sabung Ayam Online. "Kata kuncinya adalah pola asuh keluarga. Jadi, walaupun anak tersebut tidak tinggal langsung dengan orangtuanya, namun bila mendapat pola asuh yang baik maka itu akan mempengaruhi perkembangannya," kata Rita kepada Bandar Judi Sabung Ayam. |
|||||||||||