Fenomena Pelacuran di China | Judi Online Indonesia
[ 26-02-2018 ]

Fenomena Pelacuran di China | Judi Online Indonesia

Judi Online Indonesia - Saat komunis memimpin tahun 1949, Ketua Mao Zedong melarang segala bentuk pelacuran . Tentara menutup tempat prostitusi yang sudah lama hingga bertahun -tahun menjadi bagian dari budaya masyarakat China.

"Pelacuran adalah gejala kapitalisme," Ucap Mao bersama tim Judi Online Indonesia

Pelacuran di china tak pernah benar-benar hilang. Rumah prostitusi masih buka secara sembunyi-sembunyi. Kini seiring dengan booming ekonomi China, klub-klub malam di China makin bersinar.

Sebuah klub di Chengdu, menawarkan hiburan tak terbatas bagi para pria dengan banyak uang. Bahkan untuk pertunjukan paling seksi pun akan di hadirkan

Di Yunan, berdiri tempat prostitusi dengan wanita cantik dari Myanmar. Kisah mereka memilukan. Diming-imingi pekerjaan oleh para gangster China dan dipaksa menyeberang perbatasan. Begitu sampai di China, malah dijual untuk jadi pengantin pria tua. Atau dipisahkan menjadi penjaja cinta di hotel dan spa untuk melayani pria berkantung tebal.

Media china melaporkan antara tahun 2000 hingga 2010 ada sekitar 10 juta pelacur di seluruh China. Ada kemungkinan jumlah itu bertambah terus. Namun yang mengejutkan praktik pelacuran juga terjadi di lingkungan kampus.

Lijia Zhang, seorang wartawan dan pemerhati masalah sosial di China menyebut berkembangnya pelacuran di China tak bisa dilepaskan dari tumbuhnya ekonomi China. Di satu sisi, kesempatan kerja untuk wanita justru terbatas.

"Beberapa perusahaan menetapkan standar yang tinggi bagi wanita. Sementara perusahaan yang lain tak mau mempekerjakan wanita usia produktif," ucap Zhang.

Para mahasiswi yang baru saja lulus harus menghadapi tantangan yang berat untuk mendapatkan pekerjaan. Ini berbeda di era sebelumnya dimana pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan untuk lulusan universitas tanpa memandang gender.

Zhang juga menyoroti para mahasiswi yang menjadi 'ernai', istilah untuk istri simpanan atau istri kedua para pria berduit. Para wanita terpelajar dan dari keluarga kelas menengah ini terjun ke dunia pelacuran atas pilihan mereka sendiri. Judi Online Indonesia

"Mereka sadar peluang untukmendapatkan pekerjaan yang halal sangat la susah sekali. Sejumlah kecil mahasiswa yang cantik memilih menjadi simpanan pria kaya dan berkuasa," ucap Zhang.

kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga miskin, kekurangan ataupun dukungan dari keluarga mereka.