|
|||||||||||
[ 12-01-2018 ]
Pilkada Akan Membuat Industri Ritel Makanan dan Minuman Moncer | Sabung Ayam Online | Bandar Judi Sabung AyamSabung Ayam Online - Ritel makanan serta minuman diprediksi akan menjadi sektor industri yang moncer di tahun 2018 ini. Prediksi tersebut muncul karena digelarnya pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 yang serentak dilakukan di Indonesia. "Kami optimistis, walaupun diakui bahwa saat ini ritel di Indonesia masih melambat," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey kepada Bandar Judi Sabung Ayam ketika ditemui di Balai Kartini, pada Kamis 11 Januari 2018. Hajatan politik yang akan terjadi selama 2018 dan 2019 nanti, menurut Roy setidaknya akan menjaga permintaan pasar. Sebab dalam setiap acara politik, mau tidak mau konsumsi makanan serta minuman akan terus mengalir dan itulah yang akan dipenuhi oleh ritel modern. Sebagai kebutuhan primer, sektor makanan serta minuman dinilai lebih stabil. Asosiasi memperkirakan sektor ini akan tumbuh seperti 2017 lalu, sekitar 7 sampai dengan 8%. Selain konsumsi makanan serta minuman, Roy melihat ritel busana juga akan kena efek positif pilkada. Pemesanan pakaian serta atribut untuk kampanye dipastikan akan menjaga ritel busana tetap sibuk berproduksi. Industri ritel saat ini secara keseluruhan memang melambat. Pada 2017 kemarin, ritel hanya tumbuh sekitar 7 sampai dengan 7,5%. Padahal di tahun sebelumnya Roy mencatat bahwa pertumbuhan ritel masih di angka 9%. Menyongsong tahun 2018 ini, Roy berujar bahwa asosiasi menargetkan pertumbuhan ritel bangkit ke angka 9% atau lebih. "Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa industri ritel tumbuh dobel digit untuk pertama kali setelah 3-4 tahun lalu yaitu 10 persen," ujar Roy kepada Sabung Ayam Online. Untuk dapat mengembalikan gairah industri ritel, Roy berharap pemerintah dapat memberikan bantuan berupa relaksasi regulasi. Relaksasi regulasi yang dia maksud adalah revisi Perpres 112/2015 mengenai Rencana Detail dan Tata Ruang (RDTR) yang belum diteken sejak September 2015 silam. "Tentunya kita berharap ada keberpihakan regulator karena bagaimanapun konsumsi rumah tangga yang mendominasi PDB 56% adalah di sektor ritel," pungkas Roy kepada Bandar Judi Sabung Ayam. Di sisi lain, Bank Indonesia memperkirakan bahwa penjualan eceran atau ritel pada bulan depan (Februari 2018) akan mengalami penurunan sesuai dengan pola musimannya. Tekanan kenaikan harga juga diperkirakan akan menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal itu tercermin dari hasil survei penjualan eceran BI. Survei itu menyebutkan bahwa Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) pada Februari 2018 sebesar 134,6 atau lebih rendah dibandingkan dengan bulan ini sebesar 149,1. "Tekanan kenaikan harga di bulan Februari 2018 diperkirakan akan turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar BI dalam survei yang dikutip oleh Sabung Ayam Online, pada Rabu 10 Januari 2018. Namun menurut Bandar Judi Sabung Ayam, bank sentral memprediksi penjualan ritel pada bulan Mei akan mengalami peningkatan, yang terindikasi dari peningkatan IEP menjadi 151. Pilkada dijadwalkan akan mulai berlangsung pada pertengahan tahun ini. |
|||||||||||