Ilmuwan Turki: Sebelum Banjir, Nabi Nuh Menghubungi Anaknya Menggunakan Ponsel | Bandar Slot Games | Slot Games
[ 11-01-2018 ]

Ilmuwan Turki: Sebelum Banjir, Nabi Nuh Menghubungi Anaknya Menggunakan Ponsel | Bandar Slot Games | Slot Games

Bandar Slot Games - Seorang akademisi yang berasal dari Turki membuat sebuah pernyataan kontroversial mengenai Nabi Nuh.

Dia mengatakan kepada Bandar Slot Games bahwa Nabi Nuh telah menghubungi putranya dengan menggunakan telepon genggam tidak lama sebelum Tuhan mengirimkan banjir ke dunia.

Yavuz Ornek, merupakan seorang dosen di Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Istanbul, menyampaikan klaimnya yang kemudian menjadi viral ini saat dirinya diwawancarai oleh stasiun televisi pemerintah TRT, pada Sabtu pekan lalu.

"Terjadi gelombang air setinggi 300 sampai dengan 400 meter dan putra Nabi Nuh berada jauh dari lokasi ayahnya itu," kata Yavuz kepada Slot Games.

"Kitab suci mengatakan bahwa Nabi Nuh berbicara dengann anaknya tersebut. Bagaimana mereka dapat berkomunikasi? Apakah itu sebuah mujizat? Mungkin saja," ucap Yavuz kepada Bandar Slot Games.

"Namun, kami percaya bahwa Nabi Nuh berbicara dengan anaknya berbicara melalui telepon genggam," Yavuz meengaskan seperti dikutip situs berita Turki Hurriyet Daily News oleh Slot Games.

Yavuz juga mengklaim bahwa Nabi Nuh membangun kapalnya yang terbuat dari lempengan baja serta kapal itu menggunakan energi nuklir.

"Saya adalah seorang ilmuwan, maka saya akan berbicara atas nama ilmu pengetahuan," Yavuz menegaskan kepada Bandar Slot Games.

Kisah Nabi Nuh yang saat itu membangun kapal untuk menyelamatkan keluarganya dari banjir besar kiriman Tuhan ini dipercayai oleh umat pemeluk agama Islam, Kristen, serta Yahudi.

Para ilmuwan dan petualang diketahui sudah lama mencoba mencari bahtera buatan Nabi Nuh tersebut, tetapi hingga kini belum ada yang berhasil.

Pada 30 April 2010, sekelompok ilmuwan mengklaim bahwa mereka telah menemukan sisa bahtera Nabi Nuh di bawah salju dan abu vulkanik di Gunung Agri, yang berada di wilayah timur Turki.