|
|||||||||||
[ 20-12-2017 ]
Ada Negara yang Tak Ingin Indonesia Maju sehingga Menggunakan Isu Papua | Tembak Ikan Online | Tembak IkanTembak Ikan Online - Tenaga ahli DPR RI dan pakar kebijakan publik, Farahdina Al Anshori, mengatakan, masalah Papua perlu dicermati kembali dalam konteks keberadaan Indonesia sebagai bagian dari kawasan negara di Pasifik. Menurutnya, dalam konteks ini, harus dipahami kembali bahwa tentu terdapat beberapa negara yang tidak menginginkan Indonesia maju karena dapat menjadi ancaman untuk negara-negara itu. "Di sisi lain, negara-negara yang akan merasa terancam itu juga tidak menghendaki negara Indonesia pecah. Karena jika terjadi perpecahan di Indonesia akan berdampak pada stabilitas kawasan regional," kata Farahdina kepada Tembak Ikan dalam diskusi bertajuk Sejarah, Pembangunan dan Geopolitik Papua yang digelar Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) di Kampus Moestopo Beragama, Jakarta, pada Selasa 19 Desember 2017. Farahdina menjelaskan bahwa dari pembangunan yang saat ini ada di Papua dalam survei 2017, 90% masyarakat papua puas dengan kinerja Presiden Jokowi. "Sebenarnya banyak elemen-elemen penting yang dapat mempengaruhi kebijakan yang dapat diimplementasikan, dari mahasiswa dan dari ide-ide itu pun dilakukan oleh pemerintah," kata Farahdina kepada Tembak Ikan. Maka dari itu yang harus dicatat katanya, pembangunan Papua tidak selesai hanya dengan infrastuktur. "Namun ini adalah small wins, jikalau dinamika masyarakat Papua sebagai trading wars dalam ekonomi, jikalau kita hanya berbicara konflik serta hal negatif tentu tidak akan selesai, berfikirlah kedepan dan solutif agar menjadikan Papua lebih baik lagi," katanya kepada Tembak Ikan Online. Sementara itu, Djauhari Oratmangun, Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Isu-Isu Strategis sependapat dengan Farhdina. Dirinya menilai bahwa negara-negara yang tidak ingin Indonesia maju selalu menggunakan Papua sebagai alat untuk merusak pembangunan serta keutuhan NKRI. "Dalam tatanan ini, selalu saja ada negara yang tidak menginginkan Indonesia untuk maju. Kita akan jadi ancaman. Tapi sebenarnya mereka juga tidak mau kita terpecah-pecah, karena pada saat itu akan menyulitkan mereka juga," kata Djauhari kepada Tembak Ikan. Djauhari menambahkan bahwa penanganan isu-isu yang kompleks serta bersifat multidimensi di Papua seringkali diwarnai dengan perbedaan cara pandang dari kementerian dalam memahami perspektif serta ancaman. Karena itu, diperlukan koordinasi serta sinergi yang lebih baik lagi. "Maka dari itu diperlukan juga proses dialog yang lebih intens, baik antar pemerintah dengan masyarakat. Karena saat ini ada beberapa negara yang tidak ingin kita maju dan terus melakukan agitasi serta propaganda. Kita harus membuka konektifitas antara Melanesia, Mikronesia, Polynesia melalui Maluku serta Papua, sehingga kita dapat membuka jalur pasifik dan pada akhirnya juga akan membuka jalur ke Asean dalam Asean Community," kata Djauhari kepada Tembak Ikan Online. |
|||||||||||