Judi Casino Online- Tanggapan cepat dilakukan Pemkab Banyuwangi, mengatasi adanya kasus anak tanpa anus di Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, Azzahra Dwi Maulidia. Dinkes Banyuwangi mengunjungi Azzahra di rumahnya, Senin (6/11/2017). Dinkes memeriksa kondisi Zahra pasca dioperasi November 2016 lalu.
Kepala Dinkes Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan, permasalahan Azzahra sudah terdeteksi Dinkes sejak November 2016. Anak tersebut juga sudah melakukan operasi awal di RSU dr Soetomo Surabaya beberapa waktu lalu.
"Adik ini menderita atresia Ani. Kondisi saat ini stabil. Tindakan awal sudah dilakukan di Surabaya, hanya saja perlu operasi lanjutan. Nah, operasi lanjutan ini masih menunggu jadwal di RSUD dr Soetomo. Di sana memang antreannya sangat panjang, karena jadi rujukan seluruh kasus penyakit se-Indonesia Timur," ujar dr Rio kepada Casino Online.
Saat ini, lanjut dia, Pemkab Banyuwangi baru saja meneken kerja sama dengan RS TNI Angkatan Laut dr Ramelan, Surabaya, sebagai mitra rujukan. Sehingga, jika antrean pasien di RSU dr Soetomo terlalu panjang, bisa diarahkan ke RSAL.
"Aku sudah membujuk RSU dr Soetomo, agar jadwalnya dipercepat. Nanti kami hitung waktunya, bisa juga kami bawa ke RSAL. Untuk keluarga yang menunggu, kami siapkan rumah singgah milik Pemkab Banyuwangi di Surabaya," ujarnya kepada Judi Casino Online.
Soal biaya, sambung dia, tidak ada masalah, karena sudah ditanggung pemerintah melalui skema JKN/KIS. Rio menambahkan kepada media Casino Online, pihak dinkes akan membantu colostomy bag atau kantong menampung feses.
"Akan kami bantu sesuai kebutuhannya. Yang pasti, kondisi yang bersangkutan sekarang normal. Kami juga akan sangat berterima kasih jika banyak relawan yang berkerja sama membantu masalah-masalah kesehatan di Banyuwangi, agar semuanya tertangani dengan baik. Kolaborasi adalah kunci agar masalah-masalah cepat tertangani," pungkasnya kepada Judi Casino Online.
ocah berusia empat tahun asal Banyuwangi hidup tanpa anus. Sejak lahir, Azzahra Dwi Maulida, anak dari pasangan Imam Mahmudi dan Dewi Yulianti warga Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, ini kelainan lahir tanpa anus.
Meski sempat dirujuk ke rumah sakit, namun sampai saat ini pihak keluarga masih merawat sendiri di rumahnya karena terkendala biaya. Sekilas kondisi Zahra tampak normal. Namun saat hendak buang air besar (BAB) dia harus menggunakan alat bantu di bagian perut sebelah kiri, Casino Online.
Kepala Dinkes Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan, permasalahan Azzahra sudah terdeteksi Dinkes sejak November 2016. Anak tersebut juga sudah melakukan operasi awal di RSU dr Soetomo Surabaya beberapa waktu lalu.
"Adik ini menderita atresia Ani. Kondisi saat ini stabil. Tindakan awal sudah dilakukan di Surabaya, hanya saja perlu operasi lanjutan. Nah, operasi lanjutan ini masih menunggu jadwal di RSUD dr Soetomo. Di sana memang antreannya sangat panjang, karena jadi rujukan seluruh kasus penyakit se-Indonesia Timur," ujar dr Rio kepada Casino Online.
Saat ini, lanjut dia, Pemkab Banyuwangi baru saja meneken kerja sama dengan RS TNI Angkatan Laut dr Ramelan, Surabaya, sebagai mitra rujukan. Sehingga, jika antrean pasien di RSU dr Soetomo terlalu panjang, bisa diarahkan ke RSAL.
"Aku sudah membujuk RSU dr Soetomo, agar jadwalnya dipercepat. Nanti kami hitung waktunya, bisa juga kami bawa ke RSAL. Untuk keluarga yang menunggu, kami siapkan rumah singgah milik Pemkab Banyuwangi di Surabaya," ujarnya kepada Judi Casino Online.
Soal biaya, sambung dia, tidak ada masalah, karena sudah ditanggung pemerintah melalui skema JKN/KIS. Rio menambahkan kepada media Casino Online, pihak dinkes akan membantu colostomy bag atau kantong menampung feses.
"Akan kami bantu sesuai kebutuhannya. Yang pasti, kondisi yang bersangkutan sekarang normal. Kami juga akan sangat berterima kasih jika banyak relawan yang berkerja sama membantu masalah-masalah kesehatan di Banyuwangi, agar semuanya tertangani dengan baik. Kolaborasi adalah kunci agar masalah-masalah cepat tertangani," pungkasnya kepada Judi Casino Online.
ocah berusia empat tahun asal Banyuwangi hidup tanpa anus. Sejak lahir, Azzahra Dwi Maulida, anak dari pasangan Imam Mahmudi dan Dewi Yulianti warga Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, ini kelainan lahir tanpa anus.
Meski sempat dirujuk ke rumah sakit, namun sampai saat ini pihak keluarga masih merawat sendiri di rumahnya karena terkendala biaya. Sekilas kondisi Zahra tampak normal. Namun saat hendak buang air besar (BAB) dia harus menggunakan alat bantu di bagian perut sebelah kiri, Casino Online.