|
|||||||||||
[ 01-10-2017 ]
Mengapa Senjata Polri Masuk ke Bandara Sipil? | Sabung Ayam Online | Bandar Judi Sabung AyamSabung Ayam Online - Ratusan senjata serta amunisi milik Polri masih tertahan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, pada Minggu, 1 Oktober 2017. Kabarnya, senjata-senjata tersebut ditahan oleh Badan Intelijen Strategis TNI. Padahal, ratusan senjata serta amunisi tersebut tiba di Bandara Soetta pada Jumat, 29 September 2017, sekitar pukul 23.30 WIB. Senjata yang diimpor PT Mustika Duta Mas dengan menggunakan pesawat carter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024 akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri. Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie menuturkan kepada Bandar Judi Sabung Ayam bahwa ketika sebuah pesawat memasuki wilayah udara nasional sebuah negara maka harus ada izin (clearance) dari negara tujuan. Dan itu tidak dapat dilakukan mendadak. Apalagi kargo itu berisi bahan berbahaya seperti senjata dan lain-lain yang memiliki risiko meledak. Maka, jelas masuknya barang ini legal dan telah melalui proses air clearance. "Jadi hal ini seharusnya sudah diketahui otoritas pemberi air clearance kita yaitu Kemhub, Kemlu dan Mabes TNI. Pertanyaannya sederhana. Mengapa barang tersebut mengarah ke Bandara di Cengkareng karena setahuku tidak pernah boleh diizinkan sebuah kargo membawa barang seperti itu masuk wilayah bandara sipil. Harus ke Air Force Base dalam hal ini adalah Bandara Halim," kata Connie saat dihubungi Sabung Ayam Online, pada Minggu, 1 Oktober 2017. Connie mrngatakan kepada Sabung Ayam Online bahwa ada semacam skenario seolah ada senjata masuk sebanyak 5.000 sekian buah pada subuh 30 September dan dikesankan unclear atau ilegal. "Apakah hal ini untuk tujuan tertentu yang menciptakan kesan seolah ucapan Panglima betul, lalu ucapan Pak Wiranto salah. Intinya aku pikir drama-drama ini akan menarik perhatian publik, membuat rakyat menjadi galau hanya untuk tujuan popularitas, tujuan politik atau tujuan lainnya yang hanya Tuhan tahu (sebaiknya) disetop oleh Panglima TNI," lanjut Connie kepada Bandar Judi Sabung Ayam. Lulusan APCSS (Asia Pacific Center for Security Studies) Honolulu, Hawaii, ini juga menyoroti kabar BAIS telah menahan barang tersebut. Menurutnya, bila BAIS bekerja betul harusnya barang tersebut bukan tiba di Indonesia lalu dibuat "ribut" tapi sejak awal akan dibeli, akan dikirim dan akan bergerak menuju Indonesia dari origin place barang tersebut yaitu Bulgaria harusnya sudah dapat disetop prosesnya. "Maka jelas ini bukanlah berita intelijen. Apalagi dianggap A1 sebagaimana pernyataan dari Panglima TNI beberapa waktu lalu," kata istri dari Pangkostrad periode 1999-2000, Djaja Suparman kepada Bandar Judi Sabung Ayam. |
|||||||||||