|
|||||||||||
[ 30-09-2017 ]
Perempuan Indonesia Pertama di Majalah Playboy | Judi Blackjack Online | Bandar BlackjackJudi Blackjack Online - Mahasiswa yang bekerja sampingan sebagai wartawan, Wimar Witoelar, terbang selama enam jam dari Washington DC ke California untuk bertemu dengan Ratna Assan. "Ratna Assan tinggal di rumah ibunya, Dewi Dja, di kawasan sebelah utara Los Angeles. Umurnya kala itu yang masih remaja, sekitar 18-19 tahun, serta cantik," ungkap Wimar ketika berbincang dengan Bandar Blackjack, pada Jumat 29 September 2017. Nama Ratna Assan tengah dipuja berbagai media di Amerika Serikat lantaran perannya sebagai Zoraima dalam film 'Papillon'. Film tersebut arahan sutradara yang dibintangi aktor papan atas Dustin Hoffman dan Steve McQueen. 'Papillon' (kupu-kupu) bercerita mengenai kriminal Prancis yang melarikan diri dari penjara Pulau Setan di Guyana Prancis. Ratna Assan yang berperan sebagai wanita suku pedalaman Indian yang bertemu kriminal berjulukan 'Papillon' tersebut. Penampilannya menurut Bandar Blackjack mengundang decak kagum karena kecantikan serta aktingnya yang juga mumpuni. Apalagi ketika Ratna Assan berperan sebagai perempuan Indian di pedalaman, Ratna Assan tampil dengan bertelanjang dada. "Film ini masuk 10 besar film terlaris waktu itu. Namun sesampainya di Indonesia, bagian Ratna Assan banyak disensor sampai hampir tidak ada sama sekali," papar Wimar Witoelar kepada Judi Blackjack Online. Kesuksesan Ratna Assan tampil di film itu ternyata telah dilirik oleh majalah Playboy. Dia menjadi salah satu model dalam sebuah edisi Februari 1974. Dia tampil bugil untuk 4 halaman artikel foto tersebut. Bakat seni Ratna Assan yang menurun dari ibunya, Soetidjah atau Dewi Dja. Ratna Assan yang lahir pada 16 Desember 1954 di Torance, California, Amerika Serikat. Ayahnya bernama Ali Hasan. Ali dan Dewi Dja hijrah ke Amerika untuk mengembangkan kariernya sebagai penari. Di Amerika, selain untuk melatih tari, Dewi Dja juga menjadi koreografer yang tampil dalam beberapa film produksi Hollywood. Dia antara lain terlibat dalam film 'Road to Singapore' (1940), 'Road to Morocco' (1942), 'The Picture of Dorian Gray' (1945), 'Three Came Home' (1950), serta 'Road to Bali' (1952). Menurut Wimar Witoelar, bugil di majalah Playboy bukan melulu mengenai porno. Masyarakat Barat saat itu beranggapan bahwa majalah Playboy adalah majalah gaya hidup, seks dan kehidupan. Edisi yang memuat Ratna Assan, menurut Wimar Witoelar, kabarnya laris dibeli orang-orang Indonesia. "Ratna Assan sendiri tahu dia memiliki aset tubuh yang bagus serta kecantikan. Dia mau terkenal," ungkap Wimar Witoelar kepada Bandar Blackjack, Wimar Witoelar sendiri pernah menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid. Ratna Assan memendam hasrat untuk bertandang serta berkarier di Indonesia. Wimar Witoelar mengaku dimintai tolong oleh Ratna Assan jika punya kenalan produser atau relasi media yang mau mengundangnya. Namun bisnis media di Tanah Air kala itu belum berkembang sama sekali, hanya ada satu saluran televisi (TVRI) waktu itu dan media cetak saat itu belum mampu untuk mengundang artis Hollywood. Wawancara itu sendiri, kata Wimar Witoelar kepada Judi Blackjack Online, sangat berbobot. Ratna Assan memiliki pengetahuan luas mengenai budaya. Dia tidak hanya mengandalkan tubuh dan kecantikan saja. |
|||||||||||