|
|||||||||||
[ 03-08-2017 ]
Mengapa Virus Zika Gagal Merebak di Indonesia? | Tembak Ikan Online | Tembak IkanTembak Ikan Online - Anda tentunya sudah pernah mendengar tentang virus zika. Virus yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut telah menjangkiti berbagai negara di dunia, termasuk Amerika Utara, Brazil, Amerika Selatan, Afrika, Karibia, dan Samoa. Gejalanya seperti demam, nyeri sendi, ruam, mata merah, hingga mikrosefali pada bayi. Di Indonesia sendiri, virus zika pertama kali ditemukan di Jambi pada medio Desember 2014 hingga April 2015 lalu oleh LBME (Lembaga Biologi Molekuler Eijkman). Dari 103 sampel darah, ada satu yang terjangkit oleh virus zika. Padahal, orang itu berasal dari Jambi dan tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman lantas meneliti lebih jauh untuk mengetahui kemungkinan terjangkitnya virus zika pada orang lain. “Kami ingin mengetahui, kok cuma satu orang, apakah yang lainnya tidak pernah kontak dengan virus zika. Sebab, orang yang kena di Jambi itu kan tidak pernah pergi ke luar negeri,” kata Direktur LBME Amin Soebandrio kepada Tembak Ikan di sela acara Konferensi Internasional Eijkman ke-6 di Jakarta, pada Rabu 2 Agustus 2017. Amin mengatakan kepada Tembak Ikan bahwa sejumlah orang terdeteksi pernah berkontak dengan virus zika melalui gigitan nyamuk. Namun, orang-orang tersebut tidak sampai terjangkit virus zika dan hanya satu orang yang dipastikan terjangkit virus Zika. Dengan demikian, Indonesia tidak dapat dikatakan sebagai tempat merebaknya virus Zika. Menurut Amin saat diwawancara oleh Tembak Ikan Online, tidak semua orang yang kedapatan berkontak dengan virus zika akan terjangkit Zika. Antibodi manusia akan menjadi penangkal agar virus tersebut tidak berkembang. Melalui diagnosis, para peneliti akhirnya berhasil menemukan bahwa antibodi terbangun karena adanya proteksi silang dengan virus dengue, virus yang menyebabkan demam berdarah. Orang yang telah memiliki kekebalan terhadap virus dengue, juga akan kebal terhadap virus zika. Begitu juga sebaliknya. Hal itu dapat terjadi karena adanya kesamaan famili antara virus zika dan virus dengue. Keduanya sama-sama berasal dari keluarga Flaviviridae. “Itu adalah salah satu hipotesis kenapa kasus zika hanya sedikit di Indonesia. Kekebalan terhadap virus zika beraksi silang terhadap kekebalan virus dengue. Walaupun saat ini kami belum pernah membuktikan secara eksperimental, sudah ada mengenai penelitian kekebalan silang itu di luar negeri,” kata Amin kepada Tembak Ikan Online. Dia mengatakan, untuk ke depannya, masih terdapat potensi merebaknya virus baru tersebut di Indonesia. Namun, belum ada kepastian kapan virus tersebut akan merebak. Virus lama dapat mengalami mutasi dan virus baru bisa saja timbul. Beberapa di antaranya yang perlu mendapat perhatian adalah mers, ebola, dan zika. “Seperti zika, kan selama ini tidak pernah diperhatikan, tiba-tiba virus ini muncul,” kata Amin kepada Tembak Ikan. Untuk ke depannya, Amin berharap dia dapat melakukan eksperimen untuk membuktikan perlindungan silang antibodi virus dengue dengan virus zika dalam konteks di Indonesia. |
|||||||||||