|
|||||||||||
[ 16-06-2017 ]
Bintang Raksasa Lenyap Tiba-tiba, Ternyata Ini yang Terjadi | Tembak Ikan Online | Tembak IkanTembak Ikan Online - Orang-orang muda selalu beranggapan, memiliki uang banyak berarti menjadi pihak yang memiliki kuasa lebih besar dalam sebuah hubungan. Menurut sebuah survei dari U.S Trust yang dilansir Tembak Ikan, dua dari tiga generasi milenial dengan perkiraan usia 21-36 tahun, setuju dengan pernyataan "Siapa yang memiliki uang, punya pengaruh lebih besar dalam hubungan". Hal ini jika dibandingkan dengan generasi X yang berusia di atas 36 tahun, hanya 37 persen yang menganggap bahwa uang memegang peranan yang besar dalam sebuah hubungan, dan 29 persen dari generasi Baby Boomers dengan usia di atas 55 tahun. Penulis buku dan psikolog Elizabeth Lombardo, mengatakan kepada Tembak Ikan Online, bahwa pola pikir generasi milenial tersebut didorong oleh tujuan dan sangat termotivasi oleh uang Generasi milenial saat ini sering sekali menonton acara televisi keluarga seperti Kardashian yang memiliki pengaruh besar karena kekayaannya yang berlimpah ruah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi mereka untuk fokus pada kekuatan dan kekayaan. “Sehingga jika mereka memiliki sebuah hubungan, individu yang jadi menjadi pencari nafkah utama punya pengaruh paling besar dalam mengambil dan menentukan keputusan,” kata Lombardo seperti dikutip dari Tembak Ikan. Kaya atau tidaknya seseorang, kebanyakan dari kaum milenial mengatakan bahwa dinamika kekuasaan akibat perbedaan pendapatan dengan pasangan merupakan hal yang nyata adanya terjadi. Tara Gentile (34) mengatakan kepada Tembak Ikan, dia saat ini memiliki bisnis aplikasi rumahan untuk menyokong suaminya yang menjadi bapak rumah tangga. “Pengalaman saya, memang ada dinamika kekuatan yang harus diatur, terutama sebagai perempuan yang mencari nafkah utama,” kata dia. Dalam kasus Tara Gentile, terkadang suaminya memang merasa tidak memiliki cukup kekuatan dalam mengambil keputusan di dalam rumah tangga. Gentile mengatakan bahwa hubungan mereka saat ini dapat tetap langgeng karena adanya saling membuka komunikasi satu sama lain. Dan dia selalu mengingatkan bahwa uang tidak memiliki kekuatan yang sama dalam suatu hubungan. “Uang memang membantu kami dalam mengelola prioritas, membagikan tanggungjawab, dan mendukung kepentingan yang lain—tapi tidak menentukan siapa yang bertanggungjawab atau siapa yang harus menyerah kepada yang lain,” ujar Gentile kepada Tembak Ikan Online. Makna dari kesetaraan finansial mungkin harus dikaji ulang. Penulis Melanie Rockert 32 tahun, telah menerapkan hal ini kepada pasangannya selama lebih dari 9 tahun. Pada mulanya memang mereka telah membagi rata semua hal karena mereka berpikir bahwa mereka setara. “Namun akhirnya kami sadar, setara tidak selalu adil, sehingga kamipun berlalih ke presentase sesuai dengan pendapatan,” kata Lockert. April Masini, seorang yang pakar dalam hubungan, mengatakan bahwa uang adalah cara yang mudah untuk mengukur sesuatu, namun masih banyak alat lain yang lebih kuat dalam sebuah hubungan, termasuk keintiman dan kebaikan dalam berhubungan seks, hingga pengalaman saat bersama. “Kaum milenial yang berpikir uang adalah ukuran kekuatan hubungan sebenarnya tidak salah, namun mereka hanya berpikir terlalu pendek, hanya satu (uang),” katanya. |
|||||||||||