|
|||||||||||
[ 30-05-2017 ]
Jadi Kapan BI Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1? | Agen Poker Online | Poker OnlineAgen Poker Online - BI (Bank Indonesia) mengungkapkan waktu yang pas untuk melakukan redenominasi rupiah adalah saat kondisi ekonomi makro di Indonesia terjaga baik. Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan kepada Agen Poker Online bahwa tahun ini dinilai cocok untuk melakukan redenominasi rupiah. Redenominasi sendiri adalah istilah untuk penyederhanaan nominal uang, dalam hal ini adalah upaya memangkas tiga nol di belakang uang rupiah. Rencananya, jika redenominasi jadi dilakukan maka uang senilai Rp 1.000 akan ditulis menjadi Rp 1. Penyederhanaan nominal ini nantinya tidak akan mengganggu nilai uang tersebut. "Cocok karena saat ini inflasi rendah, ekonomi terjaga dibanding 2016 kita sudah recovery dan saat ini membaik," kata Agus kepada Agen Poker Online di gedung BI, Jakarta, Selasa 29 Mei 2017. Dia mengatakan, Bank Indonesia sebelumnya sudah memasukan rancangan undang-undang mengenai redenominasi di Program legislasi nasional (Prolegnas) 2 tahun yang lalu, tapi saat itu belum terpilih karena pemerintah sedang memprioritaskan undang-undang yang terkait dengan penerimaan negara. Dia menyebutkan, kemungkinan dibutuhkan waktu sekitar 7 tahun untuk masa transisi redenominasi rupiah. "Redenominasi sendiri dinilai baik untuk reputasi ekonomi Indonesia dan agar lebih efisien, kebetulan RUU itu hanya ada 18 pasal dan mungkin dapat dipertimbangkan," kata dia kepada Poker Online. Dody Budi Waluyo, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia mengatakan kepada Poker Online, masa transisi dilakukan demi mengurangi terjadinya salah paham di masyarakat. "Sebagai penjelasan kepada masyarakat bahwa redenominasi bukanlah pemotongan nilai uang, jadi nantinya akan ada dua mata uang yang lama dan baru yang nolnya sudah dikurangi," imbuhnya kepada Poker Online. Dia menyebutkan bahwa saat ini Bank Indonesia sudah siap untuk membahas RUU tersebut. Namun ini harus diawali atas inisiatif pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "Sebenarnya timing yang paling pas itu adalah 2 tahun lalu, di mana kondisi makto ekonomi Indonesia sedang bagus, pertumbuhan ekonomi dan inflasi juga bagus," imbuh dia. |
|||||||||||