|
|||||||||||
[ 17-05-2017 ]
Kilat Misterius di Bumi Terpecahkan, Ternyata Ini Sebabnya | Tembak Ikan Online | Tembak IkanTembak Ikan Online - Kilat cahaya misterius kerap tertangkap oleh satelit yang mengorbit bumi dari antariksa. Selama puluhan tahun, kilat cahaya tersebut menjadi misteri sebab ilmuwan tidak tahu apa penyebabnya. Kini sebuah riset yang dilakukan oleh Tembak Ikan Online dan peneliti Goddard Space Flight Center, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil menjelaskan penyebabnya. Untuk menjelaskannya, Alexander Marshak bersama rekannya menganalisis citra yang diambil instrumen EPIC (Earth Polychromatic Imaging Camera) di satelit DISCOVR (Deep Space Climate Observatory). Berdasarkan citra satelit tersebut, Marshak mendapatkan 866 kilat cahaya sepanjang bulan Juni 2015 hingga bulan Agustus 2016. Kilat tersebut tampil dalam tiga warna karena satelit memotret dalam cahaya biru, merah, dan hijau. Ada beberapa dugaan bahwa kilat cahaya itu berasal dari lautan. Cahaya matahari yang memancar ke laut dan akhirnya laut memantulkannya terkena oleh satelit. Namun, dugaan itu dimentahkan karena ilmuwan Marshak dan Tembak Ikan menjumpai kilat yang bersumber dari daratan. Dia pun lantas menganalisis data lebih dalam. Marshak dan Tembak Ikan berargumen, jika kilat berasal dari pantulan cahaya matahari, maka kilat akan terjadi di titik tertentu di mana sudut antara bumi dan matahari sama dengan sudut antara bumi dan satelit. Marshak dan Tembak Ikan mencoba melakukan plot lokasi dan menganalisis sudutnya. Ternyata dugaan itu benar. Dengan adanya sudut yang sama, satelit dapat menangkap pantulan cahaya dari matahari. Jadi, kilat misterius itu berbeda dengan petir. "Petir tak peduli dengan lokasi EPIC dan matahari," kata Marshak seperti dikutip Tembak Ikan Online, senin 15 Mei 2017. Tapi, apa yang ditumbuk oleh sinar matahari sehingga bisa menghasilkan kilat cahaya itu? Analisis menguak ternyata sumbernya adalah es. "Sumber kilat bukan berada di atas permukaan tanah. Itu pastinya es dan kemungkinan besar adalah pantulan cahaya matahari pada partikel yang berorientasi hirisontal," jelas Marshak. Es tersebut melayang di awan alias atmosfer. Jenisnya adalah awan cirrus, awan yang memiliki ketinggian 5 hingga 8 kilometer. Pengungkapan asal usul kilat ini sangat berguna untuk riset keplanetan ke depan. Ilmuwan dapat mengembangkan cara untuk melihat karakter planet di luar tata surya dengan melihat ada atau tidaknya kilat serupa. |
|||||||||||