|
|||||||||||
[ 24-04-2017 ]
Cewek SMA di Tengah Hujan dan Macet | Togel Indonesia | Togel SingaporeNama saya Andi (bukan nama sebenarnya) adalah laki-laki umur 30-an berpenghasilan lumayan dengan pekerjaan sebagai seorang broker di sebuah perusahaan sekuritas kadang saya bermain Togel Indonesia untuk menambah pendapatan saya. Sampai saat ini semua berjalan dengan lancar walau kadang ada beberapa kendala mengenai keuangan hal ini masih bisa saya tutupi dengan bermain Togel Singapore secara online. Dan jika ada tekanan-tekanan dalam pekerjaan hal tersebut justru membuat saya merasa bergairah untuk menjalaninya. Kehidupan seks saya juga demikian, nyaris tidak ada masalah sama sekali. Saya dapat memenuhinya ketika saya mau, tentunya dengan cara yang sesuai, karena saya sangat menghindari ‘sex shopping’ untuk alasan-alasan tertentu. Filosofi hidup saya adalah “Biar cinta berjalan dengan semestinya”. Sore itu di warnet, saya yang selesai menunggu pembukaan nomor Togel Singapore di tengah kelelahan saya berjalan keluar warnet untuk merenggangkan tubuh. Hari ini saya sangat puas. Pasar sangat bersahabat, dan nomor Togel Singapore saya kena 4 angka. Sejumlah keuntungan berhasil saya buat dalam satu hari transaksi. Sebagian uang masuk ke dalam rekening pribadi saya. “Aku memang seharusnya mendapatkannya,” ucap ku, tidak ada yang merasa rugi atau dirugikan, Bermain Togel Indonesia dan Pendapatan seorang broker membuat saya merasa percaya diri. Kepuasan seperti ini selalu membuat saya terangsang. Saya masuk kembali dan melihat sekitar warnet, ada beberapa teman wanita yang sedang bermain di warnet. Saya segera melihat wajah beberapa wanita di warnet. Perlu beberapa cara untuk mengajak salah satu dari mereka ke tempat tidur, dan itu sangat menyita waktu dan emosi saya. Lebih baik aku pulang ucapku dalam hati. Ada sesuatu yang mengganjal untuk menunda pulang ke rumah, tapi saya tidak mempedulikannya. Kebetulan saya menggunakan mobil, mobil yang saya beli dari hasil menang 4 angka di Togel Indonesia. Di jalan beberapa anak SMU tampak bergerombol di halte dekat warnet. “Ahhh..” teriaknya. Saya saat ini terjebak kemacetan rutin sore hari, pantas instingku tadi mengingatkanku agar menunda kepulangan. “Instingku semakin hari semakin bagus saja,” senyumku kecut. Saya melihat ke luar jendela mobil. Antrean mobil sepanjang kira-kira 150-an mobil tidak dapat bergerak sama sekali. Saya melihat ke belakang dengan putus asa. Keadaan di belakang saya sama buruknya dengan pemandangan di depan saya. Saya menarik nafas dalam-dalam dan melihat cermin. “Tenang Di, ini bukan alasan yang bagus untuk merusak satu hari luar biasa mu,” kataku sambil membenarkan letak rambut. Tiba-tiba seseorang berseragam DLLAJ mengetuk kaca mobil saya. Dengan ragu-ragu saya turunkan jendela kaca mobil. Petugas itu memberitahu bahwa terjadi kecelakaan beruntun di depan dan kemungkinan lalu lintas baru dapat lancar kembali paling cepat 30 menit lagi. “Bagus!” ucapku sambil menutup wajah. Ini adalah alasan yang paling tepat untuk merusak mood saya. Sambil menunggu lancar kembali saya membuka TV mobil. Saya memutar film porno kesukaan saya. Saya menonton adegan-adegan itu dengan hambar. “Huh! Disaat kemacetan nonton film porno malah menambah masalah baru,” ucapku sambil mematikan tv mobil. Ku matikan mesin mobil sembari menatap ke arah kiri. Tampak di luar gadis-gadis berseragam SMU masih berkumpul menunggu bis kota. Beberapa di antaranya duduk di trotoar sambil menunggu. Saya perhatikan satu persatu. “Dasar cewek remaja, mereka tidak peduli dengan cara duduk mereka,” ucapku dalam hati. Tiba-tiba darah ku berdesir. melihat cewek-cewek yang sangat muda. Saya memperhatikan lagi lebih seksama. Ada yang bertumpu dengan tangannya di belakang sehingga dada remaja tersebut membusung ke depan. Wajahnya terlihat begitu bersih dan muda. Rambutnya sebahu dengan bentuk leher yang jenjang. Saya mulai termakan fantasi saya sendiri. Saya memang tidak pernah bercinta dengan gadis remaja. Itukah yang diinginkan saya saat ini? pikir ku. “Tidak mungkin,” ucap ku sendiri, “Itu terlalu berlebihan dan gila.” sambil melihat ke depan saya tidak dapat menahan diri untuk melihat kembali ke arah kiri. Saya memperhatikan kembali dengan seksama lekukan pantat yang padat itu dan lutut indah serta kulit yang bersih. Segala gerakan gadis itu saya lihat dan dialirkan ke otak dalam bentuk gerakan erotis. Tiba-tiba salah satu dari mereka tersingkap roknya. Saya gembira dalam hati. Saya memperhatikan dengan seksama paha bagian dalamnya. Begitu kencang, dan perlahan adik saya mulai ereksi. Kaca film mobil yang gelap membuat saya aman dalam bereksplorasi. Saya mulai menurunkan reitsleting celana saya. Saya mulai memaikan dengan lembut batang kejantanan saya tanpa melepaskan pandangan dari gadis itu. Jantung saya berdetak dengan kencang. Imajinasi saya meluapkan rasa baru yang sangat beda, bercinta dengan remaja. Tetesan keringat mulai mengalir ke leher ku. Ku ambil beberapa lembar tisu untuk berjaga-jaga bila orgasme nanti. Tiba-tiba para remaja itu berdiri dan berjalan menjauhi halte karena ada beberapa orang berkulit gelap dan berbadan besar memasuki halte. Saya meraung keras sekali. “Arrgh!” Saya melihat ke para lelaki itu. Mereka seperti segerombolan gorila daripada manusia. Ku lempar box tissue ke belakang. Saat itu kecepatan adik kecil saya menyusut lebih cepat dari kecepatan cahaya. Dengan sumpah serapah saya merapatkan reltsleting celana kembali. Saat itu langit semakin gelap. Rupanya awan sedang berkumpul membentuk sebuah awan gelap yang cukup besar. Kilat dan guntur saling bersahutan, dan diakhiri oleh curah hujan yang berirama semakin cepat dan besar. Di dalam mobil Saya sudah melambai-lambaikan tissue putih di atas kepala, tanda menyerah kepada nasib buruk. Para gerombolan gorila itu berjalan melewati depan mobil saya menyeberang ke seberang jalan. Salah satu dari mereka memukul kap mobil saya. Saya membalas dengan mengacungkan jari tengah kepada mereka. Saya merasa aman melakukan hal tersebut, toh mereka takkan melihat saya melakukan hal tersebut karena terhalang kaca mobil yang cukup gelap. Saya nyalakan mesin mobil karena kaca sudah mulai mengembun. Karena merasa bosan saya menyalakan juga radio mobil sambil memandang ke arah kiri. Saya hampir saja berteriak kegirangan dikarenakan salah seorang dari remaja SMU itu ada di sana dalam keadaan basah kuyup terkena air hujan. Saya pun memutar kepalanya untuk mencari teman remaja SMU yang lain. Ah, kelihatannya ia sedang sendirian, ucap ku. Tapi tunggu, dalam keadaan basah ini lekuk tubuh remaja itu menjadi terlihat jelas. Rambutnya yang basah terkena air hujan, pakaian putihnya menempel erat tubuhnya yang sintal, payudaranya menggelembung dengan indah dan pantat yang terlihat bundar, Saya kembali merasa bergairah. Bibir ku bergetar menahan nafsu birahi yang melintas menabrak berkali-kali. Mata ku mulai terasa panas. Ku kumpulkan semua keberanian, ku buka pintu mobil kemudian berlari mendekati remaja itu. Sengaja saya berdiri di belakangnya supaya leluasa melihat lekuk tubuh remaja itu. Betapa mudanya remaja ini, tubuh yang belum tersentuh oleh lelaki. Payudaranya yang sangat penuh menyesaki bhnya yang sekitar ukuran 34. Pinggulnya yang ramping dengan bentuk pantat bundar berisi ditopang oleh lutut dan betis yang bersih dan indah. Remaja itu memutar tubuhnya dan berhadapan dengan saya yang sedang menjadi Juri festival foto transparan. Saya tergagap dan secara refleks menyapa remaja tersebut. Remaja itu tersenyum sambil memeluk erat tasnya untuk menutupi seragam yang transparan terkena hujan. Dengan mengatakan bosan di dalam mobil, saya mendapatkan banyak alasan untuk berbicara ringan di halte dengan remaja tersebut. Remaja itu bernama Angel, kelas dua SMU swasta berumur 16 tahun. Saya tidak menghiraukan secara detail percakapan dengan nya, karena suara Angel terdengar sangat merangsang di telinga saya. “Kita ngobrol di mobil aja yuk, capek berdiri disini nih,” ucap ku. Angel menatap ku dengan ragu. Saya mengerti maksud dari pandangan itu. “Ok, begini, kamu jangan takut. Ini dompet saya. Ini kunci mobil saya. Di dalam dompet ini ada semua kartu identitas saya. Kalau saya berniat jahat dengan kamu, kamu boleh buang kunci mobil ini dan serahkan data-data di dompet saya ke polisi, ok?” Angel tersenyum riang menerima dompet itu, lalu kita bersama-sama masuk ke mobil. Di dalam mobil angel merasa gugup. Sebab baru kali ini ia manuruti ucapan orang asing, menuruti laki-laki lagi. Sekilas ia teringat pesan ibunya untuk pandai-pandai menjaga diri, dan terlintas bayangan pacarnya yang tidak menjemputnya. Angel menjadi sedikit kesal. Angel membuka dompet saya, di dalamnya terdapat beberapa kartu identitas dan credit card. Diambilnya KTP saya lalu diselipkan di saku bajunya. “Ini saja cukup,” ujarnya kepada ku. Dengan tersenyum acuh tak acuh saya menerima dompetnya kembali sambil menyalakan radio mobil. “Kamu kedinginan? saya punya kemeja bersih di mobil. kalau kamu mau kamu bisa ganti baju di belakang. Saya janji tidak akan melihat ke belakang,” ucap ku penuh harap. Angel segera menggelengkan kepalanya. Obrolan saat itu menjadi lancar karena didukung dengan suasana gelap dan mendung serta derasnya hujan. Bahkan Angel pun mulai berani menceritakan tentang dirinya. Mata ku mencuri pandang untuk melihat paha Angel yang tersingkap. Saya bercerita tentang diriku, pacarku dan secara tersirat aku pun menceritakan pengalaman seksual ku, bagaimana cara aku melakukan foreplay. saya menceritakan dengan halus dan lancar hingga Angel pun tidak tersinggung mendengarnya. Saya melihat beberapa kali Angel menarik nafas panjang, sepertinya Angel mulai terangsang mendengar cerita ku. Wajahnya pun mulai memerah, jemarinya terlihat memilin ujung tali tasnya. “Sepertinya ini kurang,” ucap ku. Lalu saya menawarkan Angel untuk menonton VCD kartun kesayangannya di mobil ku. Angel terlihat senang. Lalu saya membuka TV dan berkata, “Kamu tunggu di sini sebentar ya, Kunci pintunya juga. Saya mau keluar beli permen di warung sebelah halte.” Angel pun mengangguk pelan dan matanya mulai menatap layar TV penuh harap. Saya lalu keluar mobil sambil membawa remote lalu mulai menyalakan VCD dari luar mobil dengan film yang sama saya tonton sebelum hujan tadi. Saya berlari ke pedagang kaki lima pinggir jalan dan melihat jam, lima menit dari sekarang! sambil membicarakan cuaca ke pedagang kaki lima itu. Angel melihat adegan di TV itu. Lelaki sedang menjilati seluruh tubuh pasangannya. Jantungnya saat ini berdegub kencang. Ia mulai memejamkan mata, tetapi suara erangan dan desisan membuatnya kembali melihat ke layar TV. Dilihatnya keluar, namun Angel tidak bisa menemukan Andi dari dalam mobil. Kembali melihat layar, tertegun Angel melihat lelaki itu sedang menjilati puting susu. Tangannya mulai menjadi dingin. Lelaki itu sekarang mulai menjilati paha. Angel pun mulai menyilangkan kaki kirinya di atas kaki kanannya. Lalu lelaki dalam film mulai menjilati liang kewanitaan wanita itu. Angel merasa seluruh tubuhnya mulai gemetar, nafasnya mulai terengah-engah. Angel pun heran mengapa nafasnya seperti itu. “Maaf agak lama, nggak ada kembalian soalnya. Terpaksa saya menunggu pedagangnya tukar uang dulu,” sembur ku. Angel kaget dan memalingkan wajahnya. Aku pura-pura terkejut sambil cepat-cepat mematikan TV dan menutup layarnya. “Waduh, maaf, kenapa bisa yang ini. maaf Angel,” kata ku tergagap. Lalu saya membuka pemutar VCD dan mengambil CD porno itu lalu mematahkan menjadi dua dan segera membuangnya ke luar mobil. Angel sangat terkejut melihat itu lalu berkata, “Udah nggak pa-pa, maaf juga aku nggak bisa matiinnya,” katanya sambil memegang lengan ku. Aku melihat pelan sambil menatap mata Angel. “Maaf?” Angel berkata pelan. “Nggak apa-apa,” nafasnya masih terengah-engah. Inilah waktunya, ucapku dalam hati. Ku pegang lengan Angel. ku tarik mendekat, lalu kusingkirkan tas di hadapannya. Ku lihat seragam putih yang masih basah dengan bra menerawang itu aku pun mulai kehilangan kontrol. Bibirnya langsung ku kecup. Angel tersentak ke belakang saking kagetnya. Aku memburunya. Ku kulum bibir bawah Angel yang masih terengah-engah, sambil ku turunkan posisi kursi mobil sehingga Angel tampak seperti sedang berbaring. Ku lepas bibir, ku lanjutkan ke telinga. Lidah ku menggelitik belakang telinga Angel sambil sesekali menerobos masuk ke lubang telinganya. Bau rambut Angel yang harum memancarkan bau alami gadis remaja tanpa parfum, mengundang ku untuk berbuat lebih jauh. Ku buka kancing seragam sekolah Angel sambil mengulum mulutnya. Angel menggelengkan kepalanya perlahan. Aku mengangkat kepala sejenak melihat gundukan daging kenyal dan padat terbungkus bh berkain lembut. Betapa tidak berdosa dan mudanya. Biarkan aku menikmati tubuh beliamu, dan merasakan dengan seluruh indraku untuk membuatmu menjadi dewasa. Aku ingin menyetubuhimu, karena aku pantas mendapatkan tubuh indah mu, ucapku dalam hati berteriak. Ku buka bh itu lalu dengan rakus ku jilat puting kiri Angel sambil meremas payudara kanannya. Ku kulumnya semua daging payudaranya, seakan hendak ku telan. Angel pun mengerang. Kakinya menjejak-jejak di lantai mobil. Lalu aku memindahkan tubuh ku ke atas Angel. Dengan kasar ku pegang celana dalam Angel. Angel tidak sanggup berkata atau bergerak, semuanya begitu cepat. Kenikmatan dan keingintahuan bercampur, muncul dengan silih berganti menggempur otak, hati dan nalurinya. Saat ini ia merasa takut dengan perbuatan ku, namun sedetik kemudian Angel merasa jiwanya melayang, sedetik kemudian otaknya memerintahkan tubuhnya agar bersiap-siap menerima kejutan berikutnya begitu berulang-ulang. Angel meneriakkan jangan sewaktu aku dengan kasar melepas celana dalamnya, lalu ia aku dudukkan di atas kursi mobil bagian atas. Aku berpindah tempat dengan cepat ke bawah tubuhnya dan mulut ku mulai menjilati liang kewanitaannya seperti hewan yang sedang kehausan. Dicengkeramnya pegangan pintu, kakinya diangkat oleh ku ke atas. Angel tidak tahu apa yang dilakukan oleh ku, tapi Angel merasa ada sesuatu di dalam dirinya saat ini. Perasaan yang agak aneh, dimulai oleh jantungnya yang berdetak lebih kencang kemudian menjalar ke pinggulnya, sementara saat ini denyutan liang kewanitaannya membentuk impuls yang sangat kuat, semakin kuat, kakinya mulai mengejang, pandangannya mulai mengabur, jiwanya serasa terlempar keatas dan bawah. Namun tiba-tiba semua itu mulai berkurang. Dibuka matanya. Tampak aku sedang mengamati dirinya dengan mata yang menyala oleh nafsu. Aku mengambil nafas sejenak. Lalu melihat ke liang kewanitaan Angel dengan rambut kemaluan yang tumbuh tidak beraturan. Kemudian ku lanjutkan lagi jilatan sekitar klitoris Angel. Sangat muda, ku lihat sebentar, liang kewanitaan remaja ini sekarang milikku. Ku menjilatinya, ku menghisapnya. Sekarang aku bahkan sedang menggigitnya. Liang kewanitaan remaja ini milikku, akan kunodai sesukaku, dengan caraku, dengan nafsuku. Akan kubuat tubuh remaja ini ternoda oleh tubuhku, oleh nafsuku. Akan kutaburi tubuh remaja ini dengan spermaku. Akan kuberikan cairanku yang akan menyatu dengan dirinya sehingga Angel akan selalu terkotori oleh ku. Aku semakin liar dan segera menghentikan tindakannya ketika Angel mulai mengejang. Ku buka cepat celana ku, ku gosokkan batang kejantanan ku ke permukaan liang kewanitaan Angel. Dengan mudah ku masukkan batang kejantanan ku perlahan-lahan sedikit demi sedikit, sambil menjilat dan meremas payudara kenyal Angel. Lalu ku benamkan semua batang kejantanan ku. Betapa nikmat, betapa hangat. Lalu mulai ku gerakkan maju-mundur, semakin lamaku pacu semakin cepat. Aku mendengar suara Angel hanya, “Ssh. sh...” terbata-bata. Lalu ku angkat pinggul Angel. Ku percepat gerakan pinggulnya sendiri sampai tubuh Angel melengkung kaku. Kini saatnya.. Ku keluarkan sperma sambil menekan dalam-dalam. Enam belas menit setelah itu.. Angel menggigit ujung seragamnya yang lusuh, sementara aku merapikan rambutnya. Sangat puas, dan aku sekarang benci dengan remaja ini, remaja belia yang ternoda. Ku ambil KTP ku dari saku Angel lalu sambil ku selipkan ke dompet ku mengeluarkan 3 lembar seratus ribu rupiah sambil mencium pipi Angel. “Ini buat kamu jajan.” Angel menolak sambil kaget. “Maaf aku bukan gadis bayaran.” katanya sambil mulai menangis di depan ku. “Aku sayang kamu Andi” ucapnya sambil menangis. “Maaf, tapi aku tidak sayang kamu,” kata ku sambil meletakkan uang itu di dalam tas Angel, lalu aku keluar. Dalam guyuran hujan ku buka pintu mobil, lalu menarik Angel keluar. “Lalu lintas akan segera lancar. Aku harus pulang, dan kamu juga. Kita pisah di sini. Eh Gel.. terimakasih ya?!” Angel berteriak histeris sambil lari keluar. Aku kembali ke mobil mengunci pintu dan tersenyum melihat mobil di depannya bergerak ke depan. |
|||||||||||