|
||||||||||
[ 23-02-2018 ]
Polda Jabar Telah Menangkap 7 Pelaku Penyebar Hoaks Penganiayaan Ulama | Tembak Ikan Online | Tembak IkanTembak Ikan Online - Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Kapolda Jawa Barat mengatakan bahwa jajarannya telah mengungkap 13 kasus penyebaran berita bohong atau hoaks yang bertema penyerangan terhadap ulama. Dari 13 pengungkapan tersebut, 7 orang telah diamankan. Agung menjelaskan bahwa rentetan informasi bohong tersebut telah menyebar pascainsiden penyerangan terhadap 2 ulama. Pertama, kasus penganiayaan terhadap KH Umar Basri, Pimpinan Ponpes (Pondok Pesantren) Al Hidayah Cicalengka pada 27 Januari 2018 serta penyerangan terhadap Komando Brigadir Persis, Prawoto hingga akhirnya meninggal dunia pada Kamis, 1 Februari 2018. "Oh banyak ya ada 15 kasus berita hoaks total semuanya. Dari 15 itu 1 kasus mengenai almarhum Prawoto, kedua Umar Basri. Yang 13 (hoaks) semuanya telah lengkap, di Cimahi, Sukabumi, Garut, Bogor, Cirebon, saat ini sudah kita tangkap. Tersangka total ada tujuh," ucap Agung di Kantor Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis), Jalan Perintis Kemerdekaan Bandung kepada Tembak Ikan, pada Jumat 23 Februari 2018. Agung menjelaskan kepada Tembak Ikan Online bahwa para pelaku memiliki ragam motif dalam membuat berita bohong itu, dari mulai iseng hingga ada yang disengaja. "Motifnya ada yang bilang iseng, namun masa iseng seperti itu. Akan tetapi kalau ada unsur sengajanya akan kita langsung proses. Seperti yang bikin lingkaran-lingkaran di rumah tersebut, nah itu ternyata hoaks," ungkap Agung kepada Tembak Ikan. Agung menuturkan bahwa penangkapan para pelaku tidak sembarangan. Sebab, polisi telah menelusuri terlebih dahulu kebenaran informasi yang disebar oleh para pelaku melalui media sosial. "Sampai di Bogor ada informasi mengenai ustaz yang dianiaya. Kita cari ustaznya masih seger, lalu kita buka akun pelakunya, kita proses, kita tangkap, dia sengaja berbuat itu," tuturnya kepada Tembak Ikan Online. Karena itu, Agung meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mencerna informasi khususnya yang berada di media sosial. "Saya tetap mengimbau kepada masyarakat untuk lebih cerdas. Artinya kalau kita menerima berita-berita di media sosial jangan langsung dipercaya, dikonfirmasi dulu boleh ke polisi serta tentara. Kalau hal itu tidak benar jangan diteruskan, jangan disebarkan luaskan lagi," jelasnya kepada Tembak Ikan. |
||||||||||