Nyawa Taruhannya jika Menjadi Pemburu Ranjau Paku | Sabung Ayam Online | Bandar Judi Sabung Ayam
[ 17-11-2017 ]

Nyawa Taruhannya jika Menjadi Pemburu Ranjau Paku | Sabung Ayam Online | Bandar Judi Sabung Ayam

Sabung Ayam Online - Menjadi seorang pemburu ranjau paku dan jari-jari payung bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Selain risiko kecelakaan, ancaman dari pihak-pihak yang merasa bisnisnya terusik pun sering datang.
 
Abdul Rohim, penggagas Komunitas Relawan Saber (Sapu Bersih) ranjau paku menceritakan kepada Bandar Judi Sabung Ayam, beberapa kali dia harus berhadapan dengan orang yang berusaha mencelakainya ketika dia sedang menyisir jalanan dari ranjau paku.
 
"Dari awal aktif pertama kali untuk memungut paku di jalanan, waktu itu pernah lagi mungutin paku di jalan sekitar Taman Kota, saya hampir mau dikeroyok," tutur Rohim saat ditemui Bandar Judi Sabung Ayam di kediamannya di bilangan Pedongkelan, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, pada Rabu 15 November 2017.
 

Dia mengatakan kepada Sabung Ayam Online, upaya pengeroyokan tersebut dilakukan oleh dua orang. Keduanya sedang berboncengan mengendarai satu sepeda motor tanpa menggunakan helm. Dari jarak yang tidak terlalu jauh dengan dirinya, para pelaku lalu meneriakan ancaman.
 
"Woy, lu cari mampus ya!" ucap Rohim menirukan teriakan pelaku waktu itu.

Teriakan tersebut tidak dihiraukannya, Rohim mengaku bahwa dia terus memunguti paku-paku yang bertebaran di jalan. Para pelaku tersebut pun menancap gas motornya ke arah Rohim.
 
Ketika mereka berpapasan, pelaku yang sedang duduk di bangku belakang berupaya menendang. "Namun untungnya tidak kena, saya masih sempat untuk menghindar," kata Rohim kepada Bandar Judi Sabung Ayam.
 
Tidak puas sampai di sana, pelaku tersebut berhenti lalu menaruh motornya di tepi jalan. Kemudian, mereka berjalan menghampirinya.

"Akhirnya, saya berhadap-hadapan dengan pelaku, saya sudah siap-siap saja, saya fikir ya sudah kalau ini berantem jadinya," tutur Rohim kepada Sabung Ayam Online.
 
Rohim mengatakan, saat itu banyak pengendara yang juga melintas namun mereka tidak berani mendekat. Rohim menduga, orang-orang yang melintas di jalanan itu takut menghadapi para pelaku jika mereka terlibat percekcokan. Beberapa menit telah terjadi adu mulut, namun akhirnya pelaku kabur dan melarikan diri.

Selain itu, lanjut Rohim, pernah juga terjadi ketika melakukan penyisiran bersama dengan anggota komunitas Saber, dirinya ditabrak oleh pengendara motor yang sedang melintas kencang.
 
"Nabrak saya, saya lalu jatuh ke belakang, kepala saya bocor terus dijahit 12 jahitan di kepala. Saat itu saya langsung dibawa ke Rumah Sakit di daerah Tarakan. Tadinya pelaku sempat mau kabur, namun diamankan oleh teman-teman. Akhirnya diselesaikan dengan musyawarah," kata Rohim.
 
Sejak awal, Rohim telah mengakui bahwa kegiatan yang dilakukannya itu sangat berisiko.  Meskipun demikian, hal tersebut tetap dilakukan hingga saat ini.

"Memang risikonya selain dari pengendara lalu lintas, ada juga dari oknum. Anggota Saber lainnya juga telah mengalami teror intimidasi," ujarnya.