Mengapa Dua Jerapah Ini Kehilangan Coraknya serta Berwarna Putih? | Sabung Ayam Online | Bandar Judi Sabung Ayam
[ 19-09-2017 ]

Mengapa Dua Jerapah Ini Kehilangan Coraknya serta Berwarna Putih? | Sabung Ayam Online | Bandar Judi Sabung Ayam

Sabung Ayam Online - Dengan tubuh yang begitu tinggi serta leher yang panjang, sulit untuk tidak terkagum-kagum dengan jerapah. Apalagi ketika hewan ini berwarna putih dari kepalanya hingga kakinya. Tentu pemandangan tersebut akan sangat fenomenal.


Menurut informasi yang didapatkan Bandar Judi Sabung Ayam dari sebuah video yang direkam oleh penjaga hutan HCP (Hirola Conservation Program) di suaka margasatwa yang berada di Kenya yang menampikan dua jerapah, ibu dan anak, yang mengalami leusisme di bulan Agustus lalu.

Dipublikasikan melalui situs HCP dan dilansir oleh Sabung Ayam Online, kedua jerapah tersebut terlihat sama sekali tidak terganggu dengan keberadaan para penjaga hutan.

“Sang ibu terlihat terus berjalan kesana kemari serta memberi sinyal kepada bayinya agar bersembunyi di belakang semak-semak, ini merupakan sebuah karakteristik dari kebanyakan ibu satwa di daerah liar untuk mencegah anaknya diterkam mangsa,” tulis mereka seperti dilansir Bandar Judi Sabung Ayam.

Hal ini berbeda dengan albinisme yang merupakan mutasi genetik sehingga tubuh tidak dapat memproduksi pigmen, menurut Sabung Ayam Online, leusisme hanya menghambat sel kulit dalam memproduksi pigmen serta memperbolehkan organ lainnya untuk memproses. Alhasil, tidak seperti hewan albino pada umumnya yang memiliki mata berwarna merah muda, kedua jerapah tersebut memiliki mata yang berwarna gelap.

Meskipun sangat langka, ini bukanlah kasus leusisme pertama yang ada di dunia hewan. Sebagai contoh, jerapah terakhir dengan leusisme pernah terlihat pada awal tahun lalu di Taman Nasional Tarangire, Tanzania.

Akan tetapi menurut Bandar Judi Sabung Ayam, popularitas dari kedua jerapah ini telah membuat banyak orang khawatir. Para penonton video banyak yang berkomentar bahwa menyebarkan foto dan lokasi kedua hewan tersebut akan membuat mereka jadi sasaran pemburu liar.

Kekhawatiran tersebut bukanlah tanpa alasan. Yayasan Konservasi Jerapah melaporkan, walaupun leusisme seharusnya tidak terlalu menganggu keselamatan mereka, namun warna yang mencolok tersebut telah membuat jerapah dengan leusisme lebih mudah menjadi sasaran predator.

Bahkan, lebih dari setengah jerapah dengan leusisme tidak dapat melewati usia enam bulan.