Javier Tebas Menyebut PSG Dan City Bisa Hancurkan Bisnis Sepakbola | Judi Online Indonesia
[ 07-09-2017 ]

Javier Tebas Menyebut PSG Dan City Bisa Hancurkan Bisnis Sepakbola | Judi Online Indonesia

Presiden La Liga, Javier Tebas terus saja mengecam tentang aktivitas transfer Paris Saint-Germain dan Manchester City. Kedua klub itu disebut bisa menghancurkan dunia sepakbola.

Javier Tebas, presiden La Liga meminta UEFA segera mengusut Manchester City terkait dugaan pelanggaran FFP. Alasannya, The Citizen kembali menggelontorkan banyak uang untuk belanja pemain. Judi Online Indonesia Di musim panas ini, Manchester City sudah menghabiskan dana sebanyak 244 juta euro atau setara Rp 3,8 triliun.

Uang sebanyak itu digunakan untuk mendatangkan sejumlah pemain seperti Kyle Walker, Benjamin Mendy, Bernardo Silva, Ederson dan Danilo. UEFA kini tengah menyelidiki Paris Saint-Germain terkait transfer Neymar dan Kylian Mbappe. Untuk Manchester City, mereka sudah menegaskan tidak akan menggelar investigasi.

"UEFA dan institusi lain, seperti Uni Eropa, perlu segera menyelidiki masalah ini. Judi Online Indonesia Ini saat di mana klub sepakbola punya kemampuan bersaing, tapi bukan dari klub itu sendiri. Paris Saint-Germain dan Manchester City sekarang adalah Chelsea di masa lalu," Tebas mendesak seperti dilansir Manchester Evening News.

"Tidak mungkin Paris Saint-Germain mempunyai lebih banyak pendapatan sponsor daripada Manchester United. Ini adalah doping keuangan. Andai United yang membeli Neymar dari Barcelona, kami tidak akan mengeluh sebab hal itu akan sesuai dengan peraturan. Ada risiko luar biasa bila uangnya berasal dari negara bagian dan pemerintah," Tebas menambahkan.

Sejak dibeli Sheikh Mansour pada tahun 2001, Manchester City memang terus sanja menghambur-hamburkan uang yang sangat besar. Sama halnya dengan Paris Saint-Germain sejak dibeli Qatar Sports Investment pada tahun 2011. Judi Online Indonesia Tebas menilai hal itu perlahan akan menghancurkan bisnis sepakbola.

Manchester City mengeluarkan uang hampir 1.000 juta euro dalam transfer sementara PSG hampir 950 juta euro. Jika tidak dikendalikan, industri ini akan rusak. Klub-klub ini menertawakan sistem, mereka ibarat mengencingi kolam renang. Neymar pun terkena imbasnya. Kami tidak bisa terima ini," Tebas menegaskan.