NASA Mau Buat Oksigen di Planet Mars | Togel Singapore | Togel Indonesia
[ 21-08-2017 ]

NASA Mau Buat Oksigen di Planet Mars | Togel Singapore | Togel Indonesia

Togel Singapore - Upaya NASA untuk membuat planet Mars dapat menjadi tempat tinggal bagi manusia ternyata tidak pernah surut. Berita terbaru yang berhasil didapatkan Togel Indonesia, mereka akan memulai rencana untuk membuat oksigen sendiri di Mars.

Berdasarkan informasi yang didapatkan Togel Singapore, misi ini akan diawali dengan mendatangkan perangkat robot ke Mars pada tahun 2020. Robot itulah yang nantinya akan membawa mikroba pencipta oksigen, kemungkinan adalah bakteri atau alga, yang akan cocok dengan konsumsi udara untuk manusia.

"Mikroorganisme tersebut akan kami upayakan agar dapat hidup di tanah merah Mars. Kami akan kembang biakkan sehingga mereka dapat mengeluarkan oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Oksigen tersebut nantinya akan dapat membantu manusia bernapas, atau digunakan untuk tenaga mesin roket agar dapat kembali ke bumi," ujar pelaksana tugas Kepala Administrasi NASA, Robert Lightfood, seperti dikutip dari Togel Indonesia.

Ini merupakan salah satu harapan bagi NASA dan penduduk bumi agar dapat memiliki planet yang bisa dihuni di masa depan. Masalahnya, seperti diketahui, atmosfir di Mars hanya memiliki 0.13% oksigen. Sedangkan bumi memiliki volume oksigen sekitar 21%.

Mars sepertinya akan menjadi tujuan manusia kedepannya. Tidak hanya oksigen yang akan dibuat. Pemerintah Amerika kedepannya juga berniat untuk membangun perisai magnetik di sekitar Mars dan menginstal reaktor nuklir di planet tersebut.

NASA diperkirakan oleh Togel Singapore juga akan membangun stasiun luar angkasa di bulan sebagai misi awal mereka untuk dapat mengeksplorasi keseluruhan sistem matahari. Lightfood sendiri merasa hal tersebut mungkin saja dapat terwujud karena mereka sudah sukses dengan stasiun luar angkasa mereka.

Sebelumnya, pebisnis Elon Musk mengaku kepada Togel Indonesia telah memiliki estimasi biaya dalam rencananya mengkoloni Mars. Rencana tersebut akan memakan biaya sekitar US$10 miliar per orangnya.